Kalo ingat pas Baby F kena ruam popok dulu tuh rasanya mau nangis. Kebanyang paniknya Mamak Newbie yang belom ada pengalaman mengatasi ruam popok pada bayi saat itu. Huhuhu… Sedih pokoknya!
Seingatku dulu tuh Faraz masih 4 atau 5 bulanan gitu umurnya. Ceritanya, sebagai seorang ibu kita pasti mengusahakan ya g terbaik buat anak. Betul tidaaak?
Nah, berbekal niat tulus itu, Mamak pun rajin baca sana-sini dan join komunitas yang sekiranya bakal ngasih ilmu buat mendukung niat tadi. Misalnya belajar tentang gendong-menggendong yang baik nan sehat. Baca artikelnya, trus gabung komunitasnya, trus mulai beli barangnya dan praktek sambil terus sharing dan nanya di support group-nya (biasanya di WA).
Termasuk juga lah tentang dunia perpopokan. Mak-emak kenal Clodi alias Cloth Diaper atau Popok kain? Nah, itu tuh bagus banget nhet buat kesehatan memang Karena serat kain bagus untuk kulit. Walaupun ya sekarang banyak diaper sekali pakai yang juga terus upgrade bahan bakunya sehingga bagus juga buat kulit bayi.
Long story short, dengan banyak keunggulan untuk pertimbangan kesehatan bayi, keuangan emak, dan juga kemaslahatan lingkungan, akhirnya mamak mulai kenalan dengan clodi. Beli yang model perekat dan kancing gitu awalnya. Cuma 4 biji.
Eh, ternyata bagus nih!
Memang perlu rajin banget jadinya karena harus cek apakah sudah mulai lembab atau nggak, terus cara cuci dan jemurnya juga khusus, dan banyak perintilan lainnya yang sukses bikin mamak ngerasa kuliah lagi. Mata kuliah per-popok-an kali ini. Hahaha…
Dalam hal popok ini juga mamak join komunitasnya dan aktif sharing plus nanya-nanya pastinya. Panduan perawatan clodi, pertimbangan bahan yang bagus, mengatasi ruam popok, bermacam model clodi, bahkan teknik cucinya pun didiskusikan.
Bagus sekali memang, semua orang bisa belajar asal mau. Semua tersedia di internet ini. Sungkem deh ama penemunya.
Sampai suatu ketika, Mamak mulai merasa perlu nambah stok clodi Faraz. Maklum, sudah mulai musim penghujan. Hitung punya hitung kayanya cukuplah nambah 5 biji lagi. Trus mulai tertarik dengan model celana. Biar gampang aja mikirnya. Kan Faraz juga dah mulai aktif tuh. Model perekat bakal challenging banget makeinnya nanti. Ditambah potensi gampang lepas kalo dia lagi merayap atau merangkak.
Sebulan aman.
Tambah beberapa minggu, masih aman.
Daaaan tragedi ruam popok pun terjadi. Bagai disambar petir disiang bolong #eaaaa
Mamak panik dan nagis saat itu juga pas ngeliat pant*t Faraz ruam. Ada merah-merah banyak dan berbintik-bintik yang pasti rasanya sangat tidak nyaman.
Menurutku pasti gatal plus perih. Katakanlah ruam popok tuh luka. Uuuh… Kasiannya Farazku. Sebentar saja aku sudah temukan penyebabnya.
Faraz poopy malam hari saat tidur, kuduga. Berhubung mungkin teksturnya cair, jadi langsung menyerap pada clodi celananya. Tak merasa basah, dia pun masih pulas tidur. Sementara kotoran tadi ‘bersemayam’ entah berapa jam bersamanya. Jelas saja bakteri segera beraksi. Ruam popok jadi bukti.
Baru kutau saat pagi hari itu. Aroma khas poopy terkuak saat kubuka clodi-nya. Karena masih piyik, kotorannya belum terlalu padat. Nampak terserap pada clodi. Astaga!!! Sudah sejak kapan??? Anaknya tidak menunjukan ekspresi sakit atau tidak nyaman.
Masyaallah tabarakallah, Nak. Padahal pasti ada rasa gatal nan perih. Karena kulihat kulitmu ruam merah. Membayangkan itulah aku langsung menangis. Antara sedih dengan keadaan pant*t mulusnya yang berubah merah, dan menyesal karena tedor periksa popok hanya karena dia tak bangun.
Antara panik tapi tetap berusaha kontrol diri, aku membersihkan area badannya yang tertutup popok itu dengan air hangat. Kemudian, aku foto beberapa part sebagai acuanku untuk melihat progres penyembuhannya. Sambil bertanya denga kedua sahabatku, Sisca seorang dokter dan Friska seorang perawat.
Sisca bilang, coba berikan bedak dingin Caladine cair. Sedangkan saran dari Friska adalah mengoleskan krim bernama Bepanthen. Cepat saja suamiku kuminta tolongi untuk ke toko dan apotek terdekat.
Faraz sudah tak kupakaikan popok lagi, ruam pada kulitnya sudah kuolesi bedak dingin. 1×24 jam kuamati perubahannya. Karena bentuk bedak ini cair, maka butuh waktu untuk mengeringkannya lalu kemudian memasangkan celana. Aku sempat mencoba menggunakannya pada kulitku yang terasa gatal. Memang terasa adem, tp ada sedikit rasa perih pada kulit. Akhirnya aku stop penggunaan Caladine cair itu. Tak banyak perubahan signifikan menurutku. Dan aku takut Faraz justeru merasa perih.
Kemudian aku oleskan krim Bepanthen yang telah kubeli juga. Tipis sekali kuolehkan pada semua bagian yang ruam. Kulakukan itu setiap mengganti celananya manakala selesai basuh pipis atau poopy-nya. Efeknya bagus sekali dalam 24 jam itu. Esoknya ruam merah sudah banyak berkurang. Aku senang sekali!
Akhirnya, kurasa aku sudah menemukan rahasia mengatasi ruam popok pada bayi. Sejak saat itu, krin Bepanthen jadi temanku. Karena tak hanya untuk ruam, banyak sekali kegunaan krim ini.
Dari pengalaman Mamak newbie ini, penting untuk sedia krim Bepanthen di rumah. Selamat mencoba yaaa…